Hari Buruh Sedunia, atau biasa disebut May Day yang diperingati setiap tanggal 1 Mei menjadi momentum perjuangan bagi setiap buruh, dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Wajar saja jika kaum buruh mengekpresikan perjuangan mereka itu dengan beragam cara, termasuk dengan menggelar aksi turun ke jalan. Terlepas dari aksi bersama itu, tentu para buruh juga memiliki harapan masing-masing di May Day 2015 ini.
Beberapa kutipan hasil wawancara dengan sejumlah buruh dari beberapa organisasi buruh, soal harapan mereka pada May Day 2015 ini. Pada umumnya, harapan para buruh ini masih terkait dengan kesejahteraan mereka sebagai seorang pekerja dan juga manusia. Seperti diungkap Akhmad Fauzi, pengurus Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), kaum buruh harus menyorot rencana pemerintah yang menaikkan upah buruh setiap 5 tahun sekali.
“Sebagaimana kita ketahui bersama, rencana pemerintah menaikkan upah buruh 5 tahun sekali, hal ini tentu sangat memberatkan para buruh, dan saya berharap hal ini dapat dibatalkan,” ujar Wakil Ketua Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik dan Mesin (FSP LEM) SPSI yang bekerja di PT Sayap Mas Utama, Serang, tersebut, Rabu (29/4/2015).Ade Setiawan dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) juga menyampaikan harapannya yang masih terkait kesejahteraan kaum buruh. Namun, selain itu dia juga berharap pemerintah Indonesia memperhatikan kesejahteraan seluruh rakyat secara umum.
“Harapan May Day di tahun ini; ubah jam kerja dari 8 jam jadi 6 jam, jalankan jaminan pensiun untuk buruh, kesehatan gratis untuk seluruh rakyat Indonesia, hapus outsourcing dan sistem kerja kontrak, kenaikan upah buruh 2 tahun sekali, bangun partai buruh, pendidikan gratis untuk seluruh rakyat Indonesia dan hapus PHI (Pengadilan Hubungan Industrial),” ujar Wakil Sekretaris Bidang Sosial SPEE-FSPMI PT Indonesia TRC Industry itu.Sementara itu, Adi Nugraha, pengurus Divisi Diklat Dirjen Pertahanan dan Keamanan Federasi Serikat Pekerja Singaperbanga (FSPS), lebih menyorot soal kesiapan buruh dalam menjalankan perjuangannya. Menurutnya, buruh harus banyak belajar, sehingga bisa lebih bijak dan cerdas dalam menghadapi segala permasalahan yang ditemui di dunia pekerjaan.
“Harapan saya gak muluk-muluk. Seluruh serikat pekerja/serikat buruh wajib mencerdaskan anggotanya. Kaum pemodal semakin pintar, buruh pun jangan melulu memakai cara-cara lama yang beberapa tak efektif. Pemahaman akan hukum dan ekonomi politik penting bagi buruh,” ujar buruh pabrik yang bekerja di PT JVC Electronics Indonesia, Karawang tersebut.Sedangkan Euis Puspitasari dari DPC Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Kabupaten Karawang menyampaikan harapannya pada May Day 2015 ini sesuai dengan visi dan misi PPMI sendiri, sebagai salah satu organisasi buruh yang bernafaskan Islam.
“Mewujudkan pekerja yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, terpenuhi hak-hak anggota dan keluarganya, mempunyai harkat dan martabat yang tinggi, dan mempunyai daya tawar yang tinggi. Mengapa PPMI memilih untuk tabligh akbar di acara May Day, karena berjuang tanpa doa itu sombong, berdoa tanpa berjuang itu bohong. Cukuplah Allah sebagai penolong kami,” ungkap Wakil Sekretaris Organisasi dan Keanggotaan itu pula.
Post a Comment